Kamis, 17 Desember 2009

Kimia Organik


KIMIA ORGANIK
Istilah organik seolah - olah berhubungan dengan kata organisme atau jasad hidup. Pada mulanya kimia organik memang melibatkan zat- zat yang diperoleh dari jasad hidup pada akhir abad 17 dan awal abad 18. Kebanyakan ahli kimia melakukan ekstraksi, pemurnian dan analisis zat- zat dari hewan dan tumbuhan. Motivasinya ialah karena keingintahuan tentang jasad hidup,disamping ntuk memperoleh bahan-bahan untuk obat- obatan, pewarna dll. Beberapa tahun kemudian jelaaslah bahwa kebanyakan senyawa yang ada dalam tanaman banyak segi berbeda dengan benda mati seperti mineral.
PENGERTIAN KIMIA ORGANIK
Nama senyawa organik berasal dari kata organisme atau mahluk hidup, karena pada mulanya diduga hanya dapat dibuat oleh organnisme, pada tahun 1828 Friedrich Wholer berhasil mensintesis urea (senyawa organik) dengan memanaskan amonium sianat (senyawa anorganik) sejak itu banyak dilakukan percobaan untuk membuat senyawa organik, ternyata senyawa organik selalu mengandung paling kurang satu karbon, tetapi kebanyakan berisi beberapa atom karbon yang saling berikatan satu sama lain. Ada para ahli yang menganggap nama senyawa organik yang kurang tepat, dan menggusulkan gantinya senyawa karbon.
Senyawa organik adalah senyawa yang strukturnya terutama ditentukan oleh atom karbon yang saling berikatan. Kimia organik ialah kimia senyawa- senyawa karbon , ruang lingkup definisi ini meluas tidak hanya meliputi senyawa- senyawa dari alam, tetapi termasuk senyawa sintesis, yaitui senyawa yang dibuat di laboratorium.
KEISTIMEWAAN SENYAWA KARBON
Keanekaragaman senyawa organik muncul sebagai akibat keistimewaan unsur karbon yang tidak dimiliki unsur lain. Keistimewaan itu adalah sebagai berikut:



  1. Karbon dapat membuat empat ikatan kovalen tunggal yang cukup kuat degan atom lain seperti: CH4, CF4 dan CCl.






  2. Satu atom karbon dapa membentuk ikatan kovalen dengan atom karbon lain, dan dan dapat pula sambung- menyambung dan dapat disebut rantai karbon seperti C2H2, C5H12.






  3. Rantai karbon dalam senyawa organik dapat merupakan rantai lurus, bercabang, dan melingkar(siklik).






  4. Antara dua atom karbon yang berdekatan dapat membentuk ikatan rangkap dua atau tiga seperti dalam C3H6, C5H8.






  5. Atom karbon dapat membentuk ikatan kovalen dengan atom elektronegatif lain seperti: O, N, S, dan halogen (F, Cl, Br, I,) contohnya metanol, etilamin.



HIDROKARBON
Dalam mempelajari senyawa organik selalu dimulai dari senyawa hidrokarbon, yaitu senyawa yang hanya mengandung unsur hidrogen dan karbon. Senywa itu dibagi atas hidrokarbon alifatik dan aromatik. Hidrokarbon alifatik adalah senyawa hidrokarbon yang tidak mengandung inti benzena, baik dalam senyawa yang berantai lurus dan bercabang maupun siklik.
Hidrokarbon aromatik senyawa hidrokarbon yang mengandung inti benzena, yaitu rantai enam yang melingkar tetapi stabil. Kata arromatik bersal dari kata aroma (Yunani) yang berarti berbau enak. Hidrogen alifatik yang tidak mengandung ikatan rangkap disebut hidrokarbon jenuh (alkana) dan yang mengandung ikatan rangkap disebut hidrokarbon tak jenuh (alkena dan alkuna). Hidrokarbon siklik yang jenuh disebut sikloalkana.
ALKANA
Sebagai hidrokarbon jenuh, semua atom karbon dalam alkana mempunyai empat ikatan tunggal dan tidak ada pasangan elektron bebas. Rumus senyawa alkana bergantung pada jumlah atom C, sedangkan jumlah H yang ditentukan oleh jumlah C tersebut karena atom C bertangan empat dan H bertangan satu, maka rumus alkana beratom C= 1, 2, dan 3 berturut- turut adalah CH7, C2H6, dan C3H8, dengan demikian didapatkan rumus alkana “CnH2n+2”
Nama senyawa alkana harus sesuai dengan jumlah atom C-nya, dan diberi akhiran “ana”. Bilangan untuk menyatakan jumlah C tersebut tidak sepenuhnya sesuai dengan angka- angka yang biasa dipakai. Dari satu sampai empat dipakai nama khusus (met, et, pro, but) misalnya CH4 atom C-nya satu berarti namanya metana dst, dan lima sampai sepuluh dipakai angka yunani (pent, heksa, pepta, okta, nona,deka) misal C5H12 namanya pentana, sedangkan sebelas dan seterusnya dilanjutkan dengan aturan tertentu.
SIFAT- SIFAT FISIK ALKANA
Alkana tidak larut dalam air, dan senyawa ini berbentuk cairan yang lebih ringan dari air, karena itu terapung diatas air. Alasannya karena molekul air bersifat polar dan tarik- menarik satu sama lain, sedangkan alkana bersifat non polar. Untuk mencampur molekul- molekul alkana dengan air, gaya tarik menarik diantara molekul air ini harus dipecahkan lebih dulu, dan hal ini sulit dilakukan.
ALKENA
Alkena adalah senyawa alkana yang kehilangan sepasang dari dua karbon yang berdekatan sehingga ada ikatan rangkap antara karbon tersebut. Karena rumus alkana adalah CnH2n+2 maka rumus umum alkena adalah CnH2n. Nama alkena diturunkan dari alkana dengan mengganti akhiran “ana” dengan “ena”. Contoh: C2H4= etena, C2H6= propena.
SIFAT- SIFAT FISIK ALKENA
Hidrokarbon tak jenuh mempunyai sifat fisik yang serupa dengan alkana, berat jenisnya kurang dari air dan sedikit larut didalamnya. Sama halnya dengan alkana, senyawa 4 karbon atau kurang berupa gas tak berwarna, sedangkan senyawa dengan 5 karbon dan deret homolog yang tinggi merupakan cairan yang mudah menguap.
ALKUNA
Alkuna adalah alkana yang telah kehilangan dua pasang hidrogen pada atom karbonnya yang berdekatan, sehingga membentuk ikatan rangkap tiga. Rumus alkuna adalah CnH2n-2,dan namanya diturunkan dari nama alkana, yaitu mengganti akhiran “ana” dengan “una”. Contoh: C2H2= etuna, C3H4=propuna
GUGUS FUNGSIONAL dan TURUNAN HIDROKARBON
Senyawa hidrokarbon adalah induk senyawa organik, sedangkan yang lain yang jumlahnya jauh lebih banyak adlah hidrokarbon. Yang disebut turunan hidrokarbon adlah bila satu atom hidrogen atau lebih diganti (disubstitusi) oleh gugus lain yang bukan alkil. Dinyatakan bahwa senyawa hidrokarbon termasuk senyawa yang sulit bereaksi, tetapi kebanyakan turunan nya bbersifat reaktif, karena gugus pengganti H-nya mengandung atom yang mempunyai pasangan elektron bebas, seperti halogen, oksigen, nitrogen dan belerang.
ALKIL HALIDA
Senyawa organik yang mengandung halogen secara umum disebut organohalogen, tetapi yang mengandung satu halogen dan satu alkil disebut alkil halida(RX). Nama alkil halida bergantung pada alkil dan halogennya, baik nama menurut IUPEC maupun nama umumnya.




Contoh: IUPEC Nama umum
CH3F Fluoro metana Metil fluorida
ALKOHOL
Senyawa yang mempunyai gugus OH (hidroksil) yang terikat pada atom karbon disebut alkoho. Jika ada satu OH disebut monoalkohol dengan rumus umum ROH. Nama senyawa ini diturunkan dari alkananya dengan menggantikan akhiran “ana” dengan “ol”
Contohnya: CH3OH=metanol
ETER
Eter dapat dianggap turunan air dengan mengganti kedua H-nya dengan alkil, R-O-R. Nama menurut IUPEC didasarkan pada nama alkil yang terpanjang sebagai induk dan R-O (alkolasi) sebagai gugus. Nama umumnya didasarkan pada kedua alkil dengan memberi akhiran eter. Contohnya: CH3-O-CH3 Metoksi etana Dimetil eter
ALDEHIDA
Senyawa yang mengandung gugus formal disebut aldehida dengan rumus umum RCHO. Nama IUPEC senyawa diturunkan dari alkana dengan mengganti akhiran “ana” dengan “al”. Nama umumnya didasarkan nama asm karboksilat ditambah dengan akhiran dehida. Contoh:HCHO Metanal
KETON
Senyawa yang mengandung gugus karbonil disebut keton, dengan rumus RCOR’. Nam IUPEC didasarkan pada alkananya yang diberi akhiran “on”, sedangkan nama umumnya berdasarkan nama kedua gugus alkilnya yang ditambah akhiran keton.
Contonya: IUPEC Umum
CH3COCH3 Propanon dimetil ketil (asam semut )


ASAM KARBOKSILAT
Senyawa yang mengandung gugus karboksilat disebut asam karboksilat dengan rumus RCOOH. Nama IUPEC-nya diturunkan dari alkana yang diberi akhiran ‘oat’, sedangkan nama umumnya didasarkan pada nama aldehidanya yang diberi awalan ‘asam



IUPEC Umum
HCOOH metanoat asam format (asam semut)


ESTER
Ester dapat dianggap sebagai turnan asam karboksilat dengan mengganti hidrogen gugus hidroksilnyadengan alkil. Rumus umum ester adalah RCOOR’. Nama ester dimulai dari gugus alkil (R’) dan diikuti dengan nama asam karboksilatnya-nya


IUPEC Umum
HCOOH3 metil metanoat metil format


AMIDA
Bila gugus hidroksi asam karboksilat diganti dengan gugus amino (-NH2), tebentuklah senyawa amida, ddengan rumus RCONH2. Nama IUPEC-nya diturunkan dari alkana, dan nama umnya dari karboksilat, yang masing masing diberi akhiran ‘amida’


IUPEC Umum
HCOONH2 matanamida fornamida


AMINA
Senyawa yang mengandung gugus amino (-NH2) disebut amina, dengan rumus umum RNH2. Nama IUPEC dan uumumnya adalah sebagai berikut.


IUPEC Umum
CH3NH3 amino metana metil amina





Tidak ada komentar:

Posting Komentar